Sabtu, 13 April 2019

Bursa CAWAKO Sungai Penuh 2020,


Sungai penuh,13 April 2019
TanahmnowNews- Beberapa nama tokoh sudah mencuat mengisi bursa calon walikota Sungai Penuh untuk pilwalko 2020. Meski masih satu tahun lagi, namun suksesi sudah menjadi bahan perbincangan. Apalagi nama Asafri Jaya Bakri dipastikan tidak lagi maju.

Bursa calon sendiri diisi sejumlah tokoh-tokoh kuat, seperti mantan pesaing kuat Asafri Jaya Bakri di perhelatan pilwako 2010 yang lalu yakni Drs.Ahmadi Zubir. MM, tokoh birokrat hingga Ketua partai.

Pengamat Politik Ferry Siswadhi menjelaskan, nama dr.Meidrin Joni juga sudah diperhitungkan. Sejumlah parpol bahkan ada yang mulai melakukan pendekatan, tidak bisa dipandang enteng. Dia memiliki basis. Punya kekuatan dan sumber daya yang besar.

"Ada kecenderungan masyarakat menyukai pendatang baru. wajah baru. dr.Meidrin joni bisa menjadi tokoh baru itu,"katanya.

Peta kekuatan dr.Meidrin Joni, menurut Ferry Siswadhi, Ia adalah putra sungai penuh asli yang sukses di luar, Dia asal dari dua ninek tergabung dari beberapa kecamatan yang punya kekuatan besar. Punya jaringan dan keluarga besar, Terpenting, kata Ferry, Meidrin Joni punya keluarga besar.

Komunikasi dengan lintas parpol terus dilakukan. Termasuk terhadap tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama.

“Dengan tokoh-tokoh, ormas, wartawan. Beliau sering berdiskusi. Rutinlah. Itu menunjukkan komunikasi politiknya,”katanya.

Tokoh lain juga punya potensi maju Pilwako 2020 mendatang. Ia melihat ketua DPRD sungai penuh fikar azami yang juga telah melakukan sosialisasi diri dan tidak maju sebagai Calon legislatif, karena ingin fokus menjelang pilwako 2020, dan juga Wakil walikota saat ini Zulhelmi Johar yang sebelumnya sudah menyatakan keinginan maju, menuju BH 1 R, karena keduanya merupakan calon petahana, Selain itu, semuanya punya potensi.

Ia mencontohkan mantan sekda kota sungai penuh Pusri amsy dan dr.meidrin Joni sebagai pendatang baru yang punya potensi kuat untuk mengalahkan petahana,

Pilwako Sungai Penuh 2020 nanti akan menjadi pertarungan "dinasti petahana" dengan beberapa cawako "wajah lama", kemungkinan adanya 'penantang baru".

Kontestasi Pilwako akan "lebih seru" jika hadir "penantang baru" yang memiliki kompetensi dan daya kompetisi yg layak dan memadai. Jika yang terjadi adalah kontestasi antara "dinasti atau petahana" dg cawako "wajah lama", kemungkinan yang terjadi hanya "pertandingan eksebisi", artinya tidak akan terlalu sulit bagi 'dinasti petahana' untuk melanggengkan kekuasaannya."ujarnya.

Untuk memulai memimpin Kota Sungai Penuh, seorang Walikota harus paham dan mengerti hakikat perjuangan untuk lahirnya Kota Sungai Penuh,"tutupnya. (Khayangan news)

Caca juga artikel berikut ini

Politik

Debat Kedua Capres di Mata Netizen, Jokowi Disorot Salah Data, Prabowo Soal Unicorn Debat kedua Pilpres 2019. ©Liputan6.com/Faizal...