https://www.senayanpost.com/ikhtiar-majukan-wisata-alam-dan-budaya-kerinci-jauh-panggang-dari-api/
Akmaluddin Thalib
Gunung Kerinci (3.805 mdpl) adalah Gunung Berapi tertinggi se Asia Tenggara.
Danau Gunung Tujuh (2.005 mdpl) adalah danau kaldera tertinggi se Asia Tenggara.
Selaku orang yang lahir dan tinggal di Lembah Kerinci, yang merupakan kaki Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh, saya sangat bangga akan kedua gunung ini. Keindahan dan kemegahan Gunung Kerinci ini sudah tidak diragukan lagi, banyak para pendaki gunung berlomba untuk menginjakkan kakinya di Puncak Gunung Kerinci. Aku pun punya obsesi sampai di Puncak Kerinci, dan Alhamdulillah terkabulkan saat jadi mahasiswa sekitar tahun 1999 :)
Sedangkan Danau Gunung Tujuh punya daya tarik tersendiri, kawah besar (kaldera) yang sudah menjadi danau menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke sini. Gunung Tujuh ini sudah kudaki semasa di SMAN Hiang sekitar tahun 1994, tidak lengkap naik gunung ini tanpa berkemah di pinggir danaunya. Kemah di pinggir Danau Gunung Tujuh memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan sangat asyik tentunya, malamnya menyalakan api unggun sedangkan paginya menikmati danau yang diselimuti kabut yang tipis, pemandangan yang luar biasa.
POTENSI BENCANA
Dibalik indah dan megahnya kedua gunung ini, sebenarnya tersimpan bahaya yang sangat mengerikan bagi kampung halamanku ini. Gunung Kerinci adalah salah satu gunung api yang sangat aktif saat ini dan di tahun 2018 saja beberapa kali Gunung ini meletus kecil mengeluarkan abu vulkanik, bahkan kemarin Senin (21 Jan 2019) Gunung Kerinci kembali mengeluarkan asap tebal. Jika dilihat morfologi dan topografi (lihat gambar), maka daerah Kec. Kayu Aro merupakan daerah yang akan kena dampak paling parah jika Gunung Kerinci meletus, karena berada di radius 5-10km dari puncak gunung.
Bagaimana dengan Danau Gunung Tujuh?
Sepintas gunung ini aman-aman saja, namun sebenarnya juga menyimpan potensi bahaya. Aku masih ingat saat terjadi gempa besar yang melanda Kerinci tahun 1995, ada isu yang menghebohkan masyarakat yaitu terjadi tsunami. Sepintas memang tidak masuk logika karena memang Kerinci jauh dari laut, namun yang dikhawatirkan bukan air dari laut, tapi air yang dating akibat jebolnya danau gunung tujuh, jika ini terjadi maka air bah besar seperti tsunami akan melanda Kayu Aro dan Lembah Kerinci.
MITIGASI BENCANA
Berada di daerah Gunung berapi bukan lah suatu yang menakutkan, gunung meletus itu adalah siklus yang tidak bisa dihindari. Apalagi saat ini semua gunung api aktif sudah dipantau aktivitasnya oleh PVMBG, jadi sering2 lah menengok informasi dan instruksi dari PVMBG.
Pertanyaanya apa yang harus dilakukan jika gunung meletus? Nah, disinilah pentingnya pengetahuan mitigasi, dimana posisi kita tinggal dan bahaya apa yang akan mengancam, dan yang lebih penting apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Kerinci bisa menjadi acuan, daerah dalam radius 10km dari gunung merupakan daerah yang sangat rawan. Jika terjadi letusan, maka segeralah menjauh dari gunung, bisa menuju ke Tenggara (Lembah Kerinci). Bagi yang berada disepeanjang Sungai Merao, maka hati-hatilah akan bahaya Lahar, baik lahar dingin maupun lahar panas jika terjadi letusan dan diiringi oleh hujan.
Akmaluddin Thalib
Gunung Kerinci (3.805 mdpl) adalah Gunung Berapi tertinggi se Asia Tenggara.
Danau Gunung Tujuh (2.005 mdpl) adalah danau kaldera tertinggi se Asia Tenggara.
Selaku orang yang lahir dan tinggal di Lembah Kerinci, yang merupakan kaki Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh, saya sangat bangga akan kedua gunung ini. Keindahan dan kemegahan Gunung Kerinci ini sudah tidak diragukan lagi, banyak para pendaki gunung berlomba untuk menginjakkan kakinya di Puncak Gunung Kerinci. Aku pun punya obsesi sampai di Puncak Kerinci, dan Alhamdulillah terkabulkan saat jadi mahasiswa sekitar tahun 1999 :)
Sedangkan Danau Gunung Tujuh punya daya tarik tersendiri, kawah besar (kaldera) yang sudah menjadi danau menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke sini. Gunung Tujuh ini sudah kudaki semasa di SMAN Hiang sekitar tahun 1994, tidak lengkap naik gunung ini tanpa berkemah di pinggir danaunya. Kemah di pinggir Danau Gunung Tujuh memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan sangat asyik tentunya, malamnya menyalakan api unggun sedangkan paginya menikmati danau yang diselimuti kabut yang tipis, pemandangan yang luar biasa.
POTENSI BENCANA
Dibalik indah dan megahnya kedua gunung ini, sebenarnya tersimpan bahaya yang sangat mengerikan bagi kampung halamanku ini. Gunung Kerinci adalah salah satu gunung api yang sangat aktif saat ini dan di tahun 2018 saja beberapa kali Gunung ini meletus kecil mengeluarkan abu vulkanik, bahkan kemarin Senin (21 Jan 2019) Gunung Kerinci kembali mengeluarkan asap tebal. Jika dilihat morfologi dan topografi (lihat gambar), maka daerah Kec. Kayu Aro merupakan daerah yang akan kena dampak paling parah jika Gunung Kerinci meletus, karena berada di radius 5-10km dari puncak gunung.
Bagaimana dengan Danau Gunung Tujuh?
Sepintas gunung ini aman-aman saja, namun sebenarnya juga menyimpan potensi bahaya. Aku masih ingat saat terjadi gempa besar yang melanda Kerinci tahun 1995, ada isu yang menghebohkan masyarakat yaitu terjadi tsunami. Sepintas memang tidak masuk logika karena memang Kerinci jauh dari laut, namun yang dikhawatirkan bukan air dari laut, tapi air yang dating akibat jebolnya danau gunung tujuh, jika ini terjadi maka air bah besar seperti tsunami akan melanda Kayu Aro dan Lembah Kerinci.
MITIGASI BENCANA
Berada di daerah Gunung berapi bukan lah suatu yang menakutkan, gunung meletus itu adalah siklus yang tidak bisa dihindari. Apalagi saat ini semua gunung api aktif sudah dipantau aktivitasnya oleh PVMBG, jadi sering2 lah menengok informasi dan instruksi dari PVMBG.
Pertanyaanya apa yang harus dilakukan jika gunung meletus? Nah, disinilah pentingnya pengetahuan mitigasi, dimana posisi kita tinggal dan bahaya apa yang akan mengancam, dan yang lebih penting apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana. Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Kerinci bisa menjadi acuan, daerah dalam radius 10km dari gunung merupakan daerah yang sangat rawan. Jika terjadi letusan, maka segeralah menjauh dari gunung, bisa menuju ke Tenggara (Lembah Kerinci). Bagi yang berada disepeanjang Sungai Merao, maka hati-hatilah akan bahaya Lahar, baik lahar dingin maupun lahar panas jika terjadi letusan dan diiringi oleh hujan.