Selasa, 01 Januari 2019

RANNGKAYO HITAM KESULTANAN JAMBI

KISAH RANGKAYO HITAM (SAYYID AHMAD KAMIL) PENGUASA JAMBI YANG TIDAK MAU TUNDUK PADA KERAJAAN LAIN
RANGKAYO HITAM”

​Rang kayo hitam, gagah perkaso
Namonyo agung dimano-mano
Sampai mataram orang ngenali
Usahkan pulo dibatang hari

Ayah benamo datuk berhalo
Turunan turki asal bagindo
Putri pinang masak namo ibunyo
Dari pagaruyung pulo ibunyo

Reff.
Sutooo…
Orang kayo hitam agung dimano-mano
Keris siginjai senjato yang utamo.
Rang kayo pingai dulur yang tuo
Yang bijaksano mimpin negeri
Kedataran lamo dulur yang mudo
Gunung balangsebo dio kenali.

Mayang mengurai istri setia
Anak temenggung merah melato
Meriam sejiwa penjelmaannyo
Legung Sitimang Pulo Ibunya

◀️◀️⭕🔴⭕▶️▶️


Nama Rangkayo Hitam sudah tak asing lagi bagi warga Jambi. Karena dikenal sebagai sosok sakti yang sangat pemberani yang tak bisa ditaklukkan oleh Raja Jawa.

Makam Rangkayo Hitam di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan panjang 4,8 meter kerap didatangi ratusan peziarah dari berbagai daerah di nusantara.

Rangkayo Hitam adalah putra Raja Jambi Datuk Paduko Berhalo dengan permaisuri Putri Selaras Pinang Masak. Datuk Paduko Berhalo memiliki nama asli Ahmad Barus atau Ahmad Salim.

Datuk Paduko Berhalo diyakini masih keturunan ke tujuh dari cicit Nabi Muhammad SAW, Ali Zainal Abidin bin Husain Bin Ali Bin Abi Thalib RA dari istrinya Fatimah Az Zahra Binti Muhammad SAW.

Dia berasal dari Turki yang datang ke Jambi untuk menyebarkan agama Islam. Sedangkan Putri Selaras Pinang Masak berasal dari Kerajaan Pagaruyung dan merupakan Putri Raja Pagaruyung.

Pasangan Datuk Paduko Berhalo dan Putri Selaras Pinang Masak memiliki empat orang anak pertama
  1. Rangkayo Pingai alias Sayyid Ibrahim, 
  2. kedua Rangkayo Hitam Sayyid Ahmad Kamil, 
  3. ketiga Rangkayo Kedataran Sayyid Abdul Rahman dan terakhir, 
  4. Rangkayo Gemuk Syarifah Siti Alawiyah.

Pada saat itu ancaman terbesar kedaulatan Kerajaan atau Kesultanan Jambi adalah Kerajaan Malaka yang sedang berada di Puncak Kejayaan yang siap merebut kembali wilayah pesisir utara Jambi.

Sebagai upaya membendung kekuatan Malaka, maka Jambi memilih untuk tetap tunduk dibawah Kerajaan Majapahit, walaupun tidak sedigjaya dulu lagi ketika masih dipimpin Hayam Wuruk. Konsekuensinya adalah Jambi harus terus mengirimkan upeti ke Majapahit.

Sehingga Kesultanan Jambi selalu mengirimkan upeti ke Jawa. Ketika Rangkayo Hitam mulai dewasa, dia menentang penyerahan upeti tersebut.

Sebagai salah satu pewaris tahta kesultanan Jambi. Dia berpendapat sudah selayaknya Jambi menjadi negeri berdaulat dan tidak harus bersusah payah mengirimkan kekayaan kerajaannya ke kerajaan lain.

Ketika Datuk Berhalo wafat, pucuk pimpinan Kesultanan Jambi lalu diteruskan oleh Rangkayo Pinggai sebagai putra tertua.

Saat pemerintahan kerajaan dibawah kepemimpinan kakaknya Rangkayo Pingai, Rangkayo Hitam pernah mencegat dan menggagalkan upeti yang hendak dikirimkan kakaknya kepada raja Jawa yang memerintah waktu itu.

Karena dia berpendapat bahwa Kerajaan Jambi merupakan kerajaan yang berdaulat dan tidak tunduk kepada kerajaan manapun.

Kisah Cinta Rangkayo Hitam Dengan Putri Mayang Mangurai

Suatu masa ketika Rangkayo Hitam telah menginjak dewasa, ia melakukan perjalanan, pengembaraan ke pedalaman negeri Jambi, seperti kebiasaan calon-calon raja tempo dulu. Terdapat banyak pelajaran dalam setiap perjalanan. "Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasa",begitu kata pepatah. Dengan pengembaraan menyusuri setiap sudut negeri ia akan tahu bagaimana kondisi rakyatnya, ia akan banyak belajar tentang kehidupan dan dapat pula berguru ilmu dari orang-orang hebat.

Setelah pamit kepada orang tuanya, Rangkayo Hitam berangkat menyusuri Sungai Batanghari ke hulu dari tempat asalnya di hilir. Sungai Batanghari merupakan sungai terpanjang di pulau sumatera, melewati alam minangkabau hingga negeri Jambi dan bermuara ke samudra.

Setelah jauh perjalanan berhari-hari sampailah Rangkayo Hitam di percabangan Sungai Batanghari dan Sungai Tembesi. Rangkayo Hitam berhenti sejenak dan memutuskan menyusuri Sungai Tembesi. Dalam dirinya muncul firasat bahwa di sepanjang alur Sungai Tembesi akan ia temukan orang hebat. Perjalanan dilanjutkan, hingga ia kembali menjumpai percabangan sungai, yakni Batang Tembesi dan Sungai Air Hitam, kembali ia beristirahat melepas lelah.

Dalam peristirahatannya itu, tanpa disengaja Rangkayo Hitam melihat perempuan dengan rambut terurai indah di tepi sungai. Terpana lah ia akan kecantikannya, ingin hatinya berkenalan dengan sosok tersebut. Namun belum sempat ia mendekat dan berkenalan, perempuan itu telah berlalu pergi dan menghilang. Walau hanya sebentar ia melihat, namun kejadian itu tidak bisa dilupakan oleh Rangkayo Hitam.Wajah cantik itu selalu terbayang-bayang olehnya sampai terbawa mimpi. Ia kemudian bertekad mencari tahu siapa sosok dengan rambut terurai indah tersebut.

Rangkayo Hitam menapakkan kaki di daratan dan berjalan menjauhi tepi sungai dan bertemu dengan seorang warga. Dari mulut warga itu lah ia tahu bahwa daerah itu adalah Daerah Air Hitam yang dipimpin oleh Pendekar Sakti yang bergelar Datuk Tumenggung Merah Mato. Mendengar kesaktian Datuk Tumenggung itu, ingin hatinya berguru ilmu walau sebentar. Dimintai lah warga agar menunjukkan jalan menuju kediaman Datuk Tumenggung Merah Mato. Takdir berkata lain, sesampainya di tempat Tumenggung ia kembali melihat gadis yang pernah ia lihat tempo hari. Tahulah Rangkayo Hitam bahwa gadis yang ia lihat itu bernama Mayang Mangurai anak Tumenggung Merah Mato. Niat hati ingin berguru menjadi berubah ingin melamar anak Tumenggung Merah Mato.

Tentu saja melamar anak seorang pendekar nan sakti itu tidak mudah. Tumenggung Merah Mato pun tidak begitu saja mau melepaskan anak gadisnya ke tangan seorang laki-laki yang baru ia kenal, walaupun kemudian ia tahu bahwa di depannya adalah raja Jambi di masa mendatang, anak Datuk Paduko Berhalo di Tanjung Jabung. Ia harus tetap diuji, seberapa layak pemuda di hadapannya untuk menjadi suami anak kesayangannya. Telah banyak pria yang ingin melamar, namun gagal karena tidak mampu memenuhi syarat yang diajukan Tumenggung Merah Mato.

Tindakan Tumenggung Merah Mato yang demikian protektifnya boleh-boleh saja dipuji sebagai bentuk cinta ayah kepada anaknya. Ia jaga kehormatan anak perempuannya dan tak akan ia lepaskan kepada sembarang laki-laki. Namun jika terus begini boleh jadi sulit bagi Mayang Mangurai mendapatkan jodoh.
Mayang Mangurai memang cantik jelita,telah banyak laki-laki datang ke rumahuntuk melamar, baik dari orang bisa,pendekar hingga bangsawan kaya-raya,dari pemuda yang tak ia kenal hinggapemuda yang ia kenal. Mayang Mangurai terkadang sedih karena di usianya yang sudah pantas untuk menikah itu belum satupun pelamardapat memenuhi syarat yang diajukan oleh Tumenggung Merah Mato. Bagaimana jika nantinya tak satupun dari lelaki-lelaki itu mampu memenuhi syarat yang diajukan ayahnya, akankah ia nantinya akan menjadi perawan tua? Berdo'a lah ia kepada Tuhan, semoga ada juga pemuda yang bisa meluluhkan hati ayahandanya.

Sebagai pendekar, dan berkecimpung di dunia persilatan, tentu tolak ukur kehebatan bagi Tumenggung Merah Mato adalah ilmu "kanuragan" atau beladiri, berbeda dengan zaman sekarang yang tolak ukurnya mungkin hal-hal lain seperti harta, pendidikan atau gelar akademik.

Rangkayo Hitam pun diberlakukan sama dengan pelamar lain, ilmu bela diri dan kesaktiannya diuji oleh Tumenggung Merah Mato.

Rangkayo Hitam harus berhadapan dengan pengawal pribadi Tumenggung Merah Mato. Pengawal itu bukanlah orang sembarangan, ilmu beladiri dan kesaktiannya luar biasa. Selama ini hanya Tumenggung Merah Mato yang mampu menandinginya. Walau Rangkayo Hitam sejak kecil sudah dididik ilmu beladiri, sebagai ilmu wajib calon raja, ujian itu belum tentu dapat ia lewati.

Gelanggang pun dipersiapkan, berdo'alah Rangkayo Hitam kepada Tuhan agar dimenangkan dirinya dalam pertarungan itu. Pengawal pribadi Tumenggung Merah Mato telah berdiri dan tak sabar menguji lawan tandingnya itu. Telah lama ia tidak menemukan lawan tanding yang sepadan.

Tak begitu lama, pertarungan dua pendekar pun dimulai. Penduduk Negeri Air Hitam pun ikut menyaksikan kehebatan dua pendekar tersebut. Tiga hari tiga malam lamanya, pertarungan itu berlangsung, berhenti hanya waktu shalat dan makan. Sampai dua hari belum ada yang terlihat kalah-mengalah, semua jurus dan segala jenis senjata dipergunakan, keduanya masih terlihat seimbang. Pada hari ketiga barulah pengawal itu kewalahan dan mengakui keunggulan Rangkayo Hitam.

Putri Mayang Mangurai yang sejak beberapa hari ini mendengar kabar kedatangan pemuda yang ingin melamar dirinya, sebetulnya sudah jatuh hati pula kepada Rangkayo Hitam, apalagi setelah mendengar kabar pemuda gagah itu orang baik-baik dari keturunan yang baik dan terpandang pula, anak Paduko Berhalo di Tanjung Jabung. Pemuda gagah itu mampu menaklukkan pengawal pribadi ayahandanya yang selama ini selalu menjadi tembok penghalang dirinya untuk dapat menikahi pria yang ia cintai. Ia merasa inilah jawaban Tuhan atas do'a-do'anya selama ini.

Setelah pertarungan itu selesai, Tumenggung Merah Mato masih mengajukan syarat yang harus dipenuhi Rangkayo Hitam dalam waktu paling lama 6 bulan; yaitu emas selesung pesuk, seruas buluh talang dan selengan baju, segantang kepala tungau ulang alik (bahasa kiasan). Maknanya, Rangkayo Hitam harus menyiapkan harta sebanyak yang ia minta jika ingin melamar Mayang Mangurai. Berat memang melamar anak pendekar hebat dan terpandang, namun Rangkayo Hitam tidak menyerah begitu saja. Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang, Rupanya ia sudah jatuh cinta betul kepada Mayang Mangurai. Ia pamit pulang untuk memenuhi syarat yang diajukan Tumenggung Merah Mato. Mayang Mangurai sedih mendengar syarat ayahandanya yang keterlaluan dan hampir mustahil dipenuhi

Benar kata orang, kalau sudah dilanda cinta, gunung tinggi kan didaki, lautan luas kan diseberangi

Ke pulau jawa Rangkayo Hitam mencari relasi untuk dapat memenuhi syarat yang diajukan Tumenggung Merah Mato. Ia temui bangsawan-bangsawan jawa yang dapat dimintai bantuan. Untunglah Rangkayo Hitam anak seorang Raja Jambi yang dikenal baik oleh bangsawan negeri seberang. Terbantulah kesulitan Rangkayo Hitam oleh para bangsawan itu tidak sampai enam bulan.

Syarat yang dicari sudah terpenuhi, Rangkayo Hitam pulang ke Negeri Jambi. Sesampainya di Jambi bersama dengan keluarga besar ia melamar Mayang Mangurai. Pernikahan akbar pun berlangsung dan pesta digelar berhari-hari. Sebagai tanda memulai bahtera kehidupan yang baru, kedua pasangan ini dihadiahi perahu Kajang Lako dan sepasang angsa. Angsa ini akan menjadi petunjuk bagi kedua pasangan ini dimana wilayah yang tepat untuk berhenti dan membangun pemukiman baru. Menggunakan perahu itu Rangkayo Hitam kedua pasangan ini mencari wilayah baru yang untuk memulai biduk rumah tangga baru. Akhirnya sampai lah mereka di suatu wilayah yang kemudian hari menjadi wilayah Istana Tanah Pilih (Jambi) dan pusat kerajaan Jambi (Kota Jambi sekarang)

Alangkah bersyukurnya dua insan ini. Siapa sangka. Tak pernah bersua sejak kecil, terpisahkan oleh jarak yang cukup jauh , banyak ujian yang dihadapi, namun Tuhan takdirkan dalam ikatan suci.

"Asam digunung garam di laut, bertemu dalam satu belanga", kalau Tuhan sudah menakdirkan dua insan bersama, tak satu makhluk pun yang dapat memisahkannya.

Kisah Rangkayo Hitam mempersunting Putri Mayang Mengurai masih melegenda di tengah-tengah Masyarakat Jambi (dengan berbagai versi). Selain Rangkayo Hitam, nama Mayang Mangurai ikut menghiasi Negeri Jambi, menjadi nama taman di Kota Jambi dan diabadikan dalam sepenggal lirik lagu daerah jambi berjudul Rangkayo Hitam.

"Mayang Mangurai istri setio (setia), anak Tumenggung Merah Mato. Meriam Sijimat penjelmaannyo, Egung Sitimang pulo Ibunyo"

Rangkayo Hitam merupakan seorang Raja Melayu Jambi yang sangat pemberani dan sakti, saat pemerintahan kerajaan dibawah kepemimpinan kakaknya Rangkayo Pingai, Rangkayo Hitam pernah mencegat upeti yang dikirimkan kakaknya kepada kerajaan Mataram yang waktu itu Kerajaan Melayu Jambi merupakan daerah jajahan kerajaan Mataram. Upeti itu berhasil digagalkan oleh Rangkayo Hitam, karena beliau berpendapat bahwa Kerajaan Melayu Jambi merupakan Kerajaan yang berdaulat dan tidak tunduk kepada Kerajaan manapun..

Mendengar adanya gejolak di Kerajaan Melayu Jambi yang tidak mau mengirimkan upeti ke Kerajaan Mataram dan tentang adanya seorang sakti bernama Rangkayo Hitam yang menggegalkan Upeti tersebut, maka Raja Mataram merencanakan akan melakukan penyerangan ke kerajaan Melayu yang disebut serangan Pamalayu dan segera memerintahkan seorang empu untuk membuat sebuah keris sakti yang akan digunakan untuk membunuh Rangkayo Hitam.

Mendengar hal tersebut, Rangkayo Hitam berangkat menuju Kerajaan Mataram untuk menggagalkan rencana tersebut. Di daerah mataram Rangkayo Hitam bertemu dengan seorang empu yang sedang membuat keris. Rangkayo Hitam bertanya kepada empu untuk siapa keris tersebut, empu itupun menjelaskan bahwa keris tersebut untuk Raja Mataram yang katanya akan digunakan untuk membunuh seorang sakti di Kerajaan Melayu Jambi yang bernama Rangkayo Hitam, saat itu empu juga menjelaskan bahwa keris tersebut dibuat dari tujuh macam besi yang diawali oleh huruf P, dan akan sempurna bila telah dimandikan di tujuh muara.

Rangkayo Hitam pun saat itu juga merebut keris tersebut dari tangan sang empu, dan mengatakan bahwa dialah Rangkayo Hitam. Empu itupun akhirnya tewas di tangan Rangkayo Hitam. Setelah mendapatkan keris, Rangkayo Hitam segera kembali ke Kerajaan Melayu untuk menyiapkan segala sesuatu jika nanti kerajaan Mataram jadi menyerang dan segera ia menyempurnakan keris tersebut di tujuh muara.. Hingga keris tersebut menjadi senjata sakti bagi Rangkayo Hitam.

Rangkayo Hitam sering meletakkan keris tersebut di sanggul rambutnya sehingga orang-orang sering menyebutnya dengan sebutan “Ginjai” yang berarti tusuk konde. Sampai akhirnya keris tersebut diberi nama Keris SIGINJAI.

Kerajaan gaib ini adalah kerajaan yang dimiliki oleh seorang manusia sakti yang bernama Orang Kayo Hitam. Orang Kayo Hitam adalah salah satu anak Orang Kayo Pingai, raja dari Kerajaan Jambi. Orang Kayo Hitam dikenal sangat sakti, sebuah kisah menceritakan dahulu Kerajaan Jambi selalu mengirim Upeti kepada Kerajaan Mataram di Jawa, namun kebiasaan tersebut kemudian di tentang oleh Orang Kayo Hitam. Pembangkangan tersebut membuat kerajaan Mataram berang sekaligus bimbang karena Orang Kayo Hitam dikenal sangat sakti dan memiliki pasukan gaib. Dengan bantuan peramal kerajaan dari Pemalang titik kelemahan Orang Kayo Hitam ditemukan, ia hanya bisa terbunuh oleh sebilah keris yang logamnya terbuat dari langit dan di sepuh oleh air sungai yang nama sungainya di awali dengan huruf "P". Penempahanya pun harus hanya boleh dilakukan pada setiap hari Jumat yang telah melewat 40 kali Jumat.

Namun upaya untuk membunuh Orang Kayo Hitam tidak juga berhasil karena sebelum keris berhasil dibuat, Orang Kayo Hitam berangkat sendirian menggunakan rakit ke tanah Jawa untuk menghancurkan keris tersebut beserta kerajaan Pemalang itu sendiri. Pada pertempuran tersebut Orang Kayo Hitam menang besar karena dipercaya dibantu oleh pasukan Jin yang jumlahnya 7 kali lipat dibandingkan jumlah pasukan Mataram. Sadar tak bisa dibunuh akhirnya kerajaan Mataram memilih jalan damai dan menawarkan Orang Kayo Hitam menjadi raja di salah satu kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Raja Mataram. Namun Orang Kayo Hitam menolak dan memilih kembali ke kampung halamannya dan menjadi raja menggantikan ayahnya. Pada saat menjabat, kerajaannya berkembang besar sehingga kerajaannya tak mampu menampung lagi rakyat yang semakin banyak. Akhirnya dengan kesaktiannya, ia menghancurkan sebuah bukit batu hingga terpecah menjadi sembilan bagian. Orang Kayo Hitam pun memerintahkan rakyatnya untuk mendirikan kerajaan-kerajaan kecil di lokasi tempat batu-batu tersebut jatuh. Namun kerajaan-kerajaan kecil tersebut tidak dipimpin oleh raja, melainkan oleh seorang Rio.

Sebelum meninggal dunia, Orang Kayo Hitam memerintahkan pasukan gaibnya untuk menjaga kesembilan kerajaan yang ia bentuk dari segala macam serangan, bencana alam dan sebagainya. Kini pasukan gaib milik Orang Kayo Hitam tersebut dipercaya memiliki kerajaan di Gunung Kerinci, gunung tertinggi di Indonesia yang terdapat di kabupaten Kerinci. Salah satu lokasi yang kerap terjadi penampakan adalah danau kerinci, disana kerap ditemui prajurit setinggi pohon kelapa tengah berbaris.




Caca juga artikel berikut ini

Politik

Debat Kedua Capres di Mata Netizen, Jokowi Disorot Salah Data, Prabowo Soal Unicorn Debat kedua Pilpres 2019. ©Liputan6.com/Faizal...