Senin, 30 Mei 2022

Rusia Mulai Serang Donbass di Ukraina

Rusia Mulai Serang Donbass di Ukraina Timur, Apa Alasan dan Pentingnya Wilayah Itu Bagi Putin?



Peta Donetsk dan Luhansk (Donbass). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa pertempuran Donbass telah dimulai, merujuk pada serangan pasukan Rusia di wilayah Ukraina timur.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa pertempuran Donbass telah dimulai, merujuk pada serangan pasukan Rusia di wilayah Ukraina timur.

"Kami sekarang dapat mengatakan bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran Donbas, yang telah lama mereka persiapkan," kata Zelensky.

"Tidak peduli berapa banyak pasukan Rusia yang didorong ke sana, kami akan bertarung. Kami akan membela diri. Kami akan melakukannya setiap hari," imbuhnya.

Dalam sebuah postingan media sosial, militer Ukraina mengatakan "perang fase kedua telah dimulai".

Pertempuran kali ini dikhawatirkan akan lebih sengit daripada perang mana pun sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari.



Dimana letak Donbass? Peta Donetsk dan Luhansk (Donbass) (via BBC.com)

Dilansir ABC Net Australia, Donbass atau Donbas mengacu pada wilayah Donetsk dan Luhansk di tenggara Ukraina.

Sementara itu, menurut laporan BBC, yang dimaksud Donbas oleh Putin adalah keseluruhan dari dua wilayah besar di timur yakni Luhansk dan Donetsk, yang membentang dari luar Mariupol di selatan sampai ke perbatasan utara.

Daerah ini merupakan jantung industri, yang sebagian besar penduduknya berbahasa Rusia.

Di tempat inilah, tumbuh kelompok separatis yang didukung Moskow yang memerangi pemerintah Ukraina selama delapan tahun terakhir.



Sebelum invasi, Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan menyatakan telah mengakui deklarasi kemerdekaan independen wilayah ini. Pemberontak separatis menguasai sekitar sepertiga wilayah Donbass sejak pertempuran dimulai pada 2014.

Pertempuran tersebut dipicu penolakan Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych, untuk menyetujui perjanjian perdagangan bebas bersama Uni Eropa (UE) dengan alasan ingin lebih dekat dengan Rusia.

Pemerintah Ukraina berikutnya, mengecualikan separatis yang didukung Rusia dari pembicaraan tentang wilayah Donbas, yang mana membuat marah Kremlin dan pemberontak.

Insiden itu memulai ketegangan di wilayah Donbass, dimana para pemberontak memerangi pasukan Ukraina. Pada 24 Februari 2022, Kremlin meluncurkan "operasi militer khusus" di Donbas, tetapi kemudian berkembang menjadi invasi skala penuh ke Ukraina.

Dalam beberapa minggu terakhir, setelah gagal merebut Kyiv, Kremlin menyatakan bahwa Donbas adalah tujuan utamanya dalam perang.

Setelah menarik diri dari ibu kota, pasukan Rusia mulai berkumpul kembali dan memperkuat pasukan darat di timur Ukraina menjelang pertempuran besar.

Pada Senin (18/4/2022) lalu, Sekretaris Keamanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengonfirmasi perang di Donbas dan wilayah utara.

"Pagi ini, di hampir seluruh garis depan wilayah Donetsk (timur), Luhansk dan Kharkiv, para penjajah berusaha menerobos pertahanan kami," kata Danilov.

Mengapa Putin ingin menaklukkan Donbas?

Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu (kiri) dan Panglima Angkatan Laut Rusia, Laksamana Nikolai Yevmenov (kanan) menghadiri parade Hari Angkatan Laut di St.Petersburg pada 25 Juli 2021.

Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu (kiri) dan Panglima Angkatan Laut Rusia, Laksamana Nikolai Yevmenov (kanan) menghadiri parade Hari Angkatan Laut di St.Petersburg pada 25 Juli 2021. (Alexey NIKOLSKY / SPUTNIK / AFP)

Menurut laporan BBC, keberhasilan Rusia menaklukkan Luhansk dan Donetsk akan memberi pencapaian perang terhadap Putin.

Langkah selanjutnya, diperkirakan Kremlin akan mencaplok Donbas seperti yang dilakukan terhadap Krimea pada 2014.

Jika skenario ini terjadi sebelum 9 Mei, Putin bahkan bisa merayakan Hari Kemenangan, ketika militer Rusia masih menandai kekalahan Nazi Jerman pada tahun 1945.

Pemimpin pro-Rusia di Luhansk beberapa waktu lalu sempat bicara soal referendum untuk bergabung ke Rusia.

Seberapa banyak pasukan Rusia?
Simbol Z seringkali terlihat di tank dan mesin pembunuh Putin yang memasuki Ukraina.

Simbol Z seringkali terlihat di tank dan mesin pembunuh Putin yang memasuki Ukraina. (East2West)

Sulit diketahui secara pasti jumlah pasukan Rusia yang kini bersiaga di dalam dan sekitar wilayah Donbas.

Perkiraan awal menunjukkan jumlahnya bisa mencapai 60.000 tentara.

Seorang pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada The Associated Press bahwa menurut perkiraan Pentagon, sekarang ada 76 unit tempur Rusia, yang dikenal sebagai kelompok taktis batalion di Ukraina timur dan selatan.

Ini meningkat dari pekan lalu yang hanya sejumlah 65 unit.



Dapat diartikan, kini ada sekitar 50.000 hingga 60.000 tentara, berdasarkan keyakinan awal Pentagon bahwa unit tipikal memiliki 700 hingga 800 tentara.

Baca juga: Pentagon Pantau Situasi terkait Kemungkinan Rusia Menggunakan Senjata Kimia di Ukraina

Baca juga: Konflik di Ukraina Sebabkan Harga Keekonomian Minyak Goreng Tetap Tinggi Hingga Akhir 2022

AS mengatakan Rusia juga membangun senjata dan pasokan saat berusaha mengepung wilayah tersebut.

Juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan Rusia telah menambahkan artileri, pasukan tempur darat, dan kemampuan lainnya dalam beberapa hari terakhir.

"Kami telah melihat Rusia terus mengalirkan enabler, kemampuan yang akan membantu mereka bertarung di Donbas ke depan. Itu artileri, dukungan helikopter penerbangan putar, enabler komando dan kontrol," kata Kirby.

Pejabat pertahanan AS mengatakan, jika pasukan Rusia berhasil mengambil kendali penuh atas Mariupol, mereka dapat membebaskan hampir selusin kelompok taktis batalion untuk digunakan di tempat lain di Donbas.




Caca juga artikel berikut ini

Politik

Debat Kedua Capres di Mata Netizen, Jokowi Disorot Salah Data, Prabowo Soal Unicorn Debat kedua Pilpres 2019. ©Liputan6.com/Faizal...