Selasa, 01 Januari 2019

Kenduri Sko Desa Koto Renah Pesisir Bukit

Oleh
Toyak Hamdani Rio Mandarao Gedang

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji Syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, naskah ini dapat kami susun dari langkah awal mengenai dari acara Kenduri SKO Desa Koto Renah, Adapun tujuan dari buah karya saya ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memenuhi Pengetahuan tentang Budaya
Daerah Sakti Alam Kerinci, Fokus dari Unsur Kebudayaan yang ada di Desa Koto Renah dan Kerinci pada umum-nya. Dengan ada-nya tulisan ini mudah-mudahan dapat membantu para generasi muda untuk dapat mencitai Adat yang berlandaskan Adat yang basandi Syarak, Syarak Basandi ke Kitabullah, inilah harapan kami kepada generasi muda supaya mereka mampu untuk lebih mengenal tentang Adat dan kebudayaan yang berkembang di Wilayah Tanah Sakti Alam Kerinci yang kita cintai.

Dalam penyelesaian naskah ini memang banyak terdapat rintangan dan kesulitan, namun kami tetap berusaha semaksimal mungkin terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya dapat juga terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada para Pemuka Adat Desa Koto Renah yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat, Narasumber yang terpecaya dalam penelitian ini yang sudah banyak membantu, serta semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat kami sebutkan nama satu per satu. Terima kasih atas semuanya. Adapun penulisan naskah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. 

Semoga naskah yang sangat sederhana ini dapat menjadi pedoman buat generasi muda untuk menggali lebih dalam lagi dan juga dapat memberi suatu kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui adat dan kebudayaan yang ada di Indonesia yang pada umum-nya yang sangat banyak macam ragam Ras dan Suku-nya, semoga generasi muda dapat membahas keseluruhan tentang kebudayaan Adat yang ada pada wilayah Ranah Sakti Alam Kerinci dan Indonesia pada keseluruhan-nya, adapun Tujuan dari pada penulisan naskah ini adalah bertujuan untuk menjadi salah satu bahan untuk pembelajaran kepada orang banyak tentang pengetahuan Adat dan kebudayaan dari suku Melayu Tua Kerinci. Dasar utama dari naskah ini adalah penulisan secara ilmiah, Kami tidak lepas dari pencarian data data keterangan tentang kebudayaan Kerinci lewat Internet, juga melalui buku-buku karangan Mandah Kincai yang tersebar luas, kesemua-nya itu adalah untuk memperkuat penelitian tentang Adat dan Kebudayaan Ranah Sakti Alam Kerinci. 

Semoga usaha saya ini akan mengetuk hati putra putri daerah Sakti Alam kerinci untuk mencintai kebudayaan kita sendiri dan juga tak lepas untuk menumbuhkan semangat untuk mengali dan menghimpun selururuh sejarah yang terpendam yang ada didalam wilayah kita ini, yang amat kita cintai ialah Negeri yang makmur aman sentausa yang penuh didalam naungan genggaman Rahmat Allah dan rasa Iman dan Taqwa kepada Alloh Subhanahu wata’ala, harapan kami semga catatan dan tulisan kuno yang masih banyak terpendam yang tak dapat di jangkau atau mungkin banyak yang rusak dimakan rayap bahkan ada yang hilang atau terbakar ataupun tertimbun oleh bencana Alam semoga semua-nya itu dapat dikumpulkan lagi dirawat untuk sebagai riset penelitian Adat dan Kebudayan kita sebagai bukti sejarah. 

Dari itu sekali lagi saya menghimbau kepada seluruh pemuda maupun pemudi marilah bersama sama kita menyelamati Kebudayaan kita, sebab inilah satu satunya bukti sejarah bahwasanya Kerinci telah di kenal sejak ber abat abat lamanya. yang sekarang masih tersimpan dalam Tambo Adat Sakti Alam Kerici atau tersimpan pada para ahli Adat. dan juga saya menghimbau kepada seluruh para Tokoh Adat agar dapat ikut serta dalam menyumbangkan pikiran dalam hal membangun dan memperkaya Kebudayaan Nasional Indonesia yang kita cintai. 

Saya sangat mengaharapkan tegur sapa demi perbaikan kita bersama yang jelas, jika terdapat kesalahan tulisan disana sini, atau sekiranya ditemui kekhilafan dalam mengartikan ma’na kata kata begitu juga dalam menyusun kalimat demi kalimat, saya Toyak Hamdani Rio mohon ma’af yang sebesar nesarnya. kepada Alloh saya mohon ampunan. Aamiin. 

Koto Renah Hari Jum’at Tgl 26 Juli 2013 
Penulis: 
TOYAK HAMDANI RIO MANDARO GEDANG

Kenduri Sko anak Jantan 
Anak Batino dalam Desa Koto Renah Kec Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh
Alhamdulillah hirobbil alamiin, Sukur kita pada Alloh serta taufiq dan hidayah nya, yang mana dia telah Mebuka hati Anak jantan anak batino dalam Desa Koto Renah untuk melaksanakan Kenduri Adat yang selama ini yang sangat di idam idamkan seluruh Depati Ninek Mamak beserta Anak Jantan Dan Anak Batino dalam wilayah Desa Koto Renah. Pada tahun 1934 pernah diadakan Kenduri SKO terakhir pada tahun 1951, sudah 62 tahun lamanya Koto Renah tidak melaksanakan ritual tersebut, Alhamdulillah pada tahun ini 2013 tanggal 23 bulan Juni hari minggu kemarin telah terlaksana dengan sangat meriah penuh haru dengan deraian air mata Anak Jantan dan Anak Batino Alampun ikut menangis pada saat jatuhnya Arah Ajun pada tanggal 16 Juni 2013 pada hari Minggu walaupun terjadi debat yang sengit para Depati Dua Nenek, Mangku ngan Tigo Luhah, Manti ngan Berempat, dengan perjuangan yang sangat gigih salah seorang anak jantan Desa Koto Renah TOYAK HAMDANI dengan penuh semangat memperjuangkan kehendak Anak Batino anak Jantan didalam Desa Koto Renah, Anak Jantan Toyak hamdani dengan suara yang sangat lantang dan jelas dan didengar oleh penonton yang sangat padat pada acara minta Ajun Arah Kenduri SKO Desa Koto Renah sungguh merupakan suara yang sangat menggema keseluruh penjuru sungguh merupakan wakil dari seluruh suara anak Jantan anak Batino didalam desa Koto Renah, apa lagi beliau berpandangan tanpa pilih bulu Suku maupun Luhah sebab beliau tau persis didalam Desa Koto Renah ini bak Bapak dengan anak, bak Mamak dengan kemenakan, kato Adat mengatakan: 

Sargeok aye sahalai daun kayu 
Kok kadateh kita sapucauk 
Kok kabaweh kita sauhak tunggang 

DUA BILAHPEDANG, GONG, DAN KARANG MNTANG DEPATI DUA NENEK, KARANG MNTANG MANTI NGAN BEREMPAT (POHTO: PHOTO ABDUL WAHAB ) 

Maksutnya, Penduduk yang mendiami didalam Desa Koto Renah orangnya (Serguk air Sehelai daun kayu, Jika ke atas kita sepucuk, jika kebawah kita Seurat tunggang) Apa lagi beliau Bapak Toyak Hamdani ini salah seorang Pecinta Budaya Daerah & Islam, yang sangat kepingin sekali untuk “MEMBANGKIT BATANG YANG TERENDAM” yang selama ini telah terkubur sekian lama seolah olah Desa Koto Renah ini terhijab (Terlindung) dari pandangan Adat dalam wilayah Adat Sakti Alam Kerinci. 

Setelah suara anak Jantan Toyak Hamdani yang menggentarkan yang menumbuhkan kembali semangat seluruh anak Jantan anak Batino yang sempat turun oleh tekanan beberapa orang Pemuka Adat, bak kata Adat kita mengatakan “( Pecah biduk kembali ke kuala, Putus tali kembali ke tambang)” akhirnya hati Depati Dua Nenek, Mangku Tiga Luhah, Menti yang Berempat menjadi lunak, apa lagi ditambah dengan suara bak gemuruh dari Bapak Haji Alimin Dusun Empih Gelar Depati Nyato Negaro yang sangat memperhatikan keadaan anak Jantan dan anak Batino dalam Desa Koto Renah yang selama ini, bak kata mengatakan: 

Tangaeh ngan ideak sunyai, 
Aye mato ngan ideak kahaeng, 
Jika malam termimpi mimpi, 
Jika siang terangan angan,
Sebab dia mengenang siang dengan malam 
Untuk mengumpulkan Sko dengan tiga takah. Sebab dia ingin mengumpulkan Sanak dengan Saudara. Untuk melaksanakan Kanduri SKO 

SAAT MINTAK AJUN ARAH DUDUK DEPATI DUA NENEK MANGKU DENGAN TIGA LUHAH MANTI DENGAN BEREMPAT. (POHTO: PHOTO ABDUL WAHAB) 

Pada tamggal 16 Juni 2013 pada hari Minggu jam 14 wib’ Gong dipukul oleh Depati Singa Laga di tengah tengah rintik hujan panas dan disetai oleh deraian air mata anak Jantan anak Batino suara lantunan lagu tale iyo iyo yang disertai tingkah gendang yang bertalu talu liuk lemah gemulai pinggang anak Batino menari nari dihadapan Depati Dua Nenek, Mangku ngan Tigo Luhah, Manti ngan berempat, Sentara di luar Gedung Anak Jantan telah menghunus pedang memainkan tarian pencak silat langkah tiga dan sebahagiaan anak Jantan yang lain mengibarkan Karang mntang Depati Dua Nenek beserta Karang Mntang Manti ngan berempat, menandakan Kenduri SKO telah di izinkan. 

Suasana yang sangat mengharukan yang tidak pernah terjadi didalam Desa Koto Renah hubungan silaturahim yang selama ini terputus telah tersambung lagi, walaupun masih banyak tantangan disana sini namun semangat anak Jantan dan anak Batino tidak pernah luntur sampai kapanpun. Menurut keterangan beliau Anak Jantan dalam Duduk Depati Dua Nenek, Mangku ngan Tiga Luhah Manti ngan Berempat Desa Koto Renah Bapak Toyak Hamdani, Celah Piagam Depati Mandaro tertaruh di Rumah Gedang Rio Suku Panjang Ninek Mamak Rumah Gedang Rio Suku Kecik Depati Nyato Negaro Koto Renah, Di bawah ingatan Rio Mandaro Gedang selaku Ninek Mamak Rumah Gedang Depati Mandaro Depati Niat di Desa Koto Renah dalam Wilayah Sakti Alam Kerinci”. 

Semenjak jatuhmya Ajun Arah siang malam Desa Koto Renah didatangi para tetamu sanak saudara dari setiap pelosok Daerah Sakti Alam Kerinci sejak dari Tamiai melentuk dile sampai Siulak POHTO: SAAT MINTAK AJUN ARAH DUDUK DEPATI DUA NENEK MANGKU DENGAN TIGA LUHAH MANTI DENGAN BEREMAT. (PHOTO: ABDUL WAHAB ) 

melentuk mudik, sungguh luar biasa sekali tidak sia sia perjuangan anak Jantan dengan anak Batino, Bapintu lawang yang dua yakni Pintu Lawang Mudik dengan Pintu Lawang Dile, di tengah Pintu Lawang Pulo Negri tanda Lantak Ajun Arah Ninek Mamak ngan Bertiga, dibawah ingat Patih Berdiri yang mengetahui orang keluar dengan orang masuk, sedangkan Mangku Agung memegang Cermin yang tidak kabur memegang Lantak yang tidak goyah, keatas ia bercermin langit kebawah ia bercermin tanah kerumah ia bercermin Sko, inilah isi dari wilayah Desa Koto Renah.BAPAK YAHYA SUDIN BUJANG PENDIANG TENGAH ASIK BERDIALOK DENGAN BAPAK KHAIDIR SELAKU YANG MEMEGANG CERMIN DATUK CIPATI UBAN (PHOTO: ABDUL WAHAB) 

Bapintu lawang yang dua yakni Pintu Lawang Mudik dengan Pintu Lawang Dile, di tengah Pintu Lawang Pulo Negri tanda Lantak Ajun Arah Ninek Mamak ngan Bertiga, dibawah ingat Patih Berdiri yang mengenahui orang keluar dengan orang masuk, sedangkan Mangku Agung memegang Cermin yang tidak kabur memegang Lantak yang tidak goyah, keatas ia bercermin langit kebawah ia bercermin tanah kerumah ia bercermin Sko, inilah isi dari wilayah Desa Koto Renah. 

Semenjak jatuhmya Ajun Arah siang malam Desa Koto Renah didatangi para tetamu sanak saudara dari setiap pelosok Daerah Sakti Alam Kerinci sejak dari Tamiai melentuk dile sampai Siulak melentuk mudik, sungguh luar biasa sekali tidak sia sia perjuangan anak Jantan dengan anak Batino beserta para Depati Ninek Mamak. Mereka semua pada bergembira ria apa lagi dimalam hari mereka disuguhi hiburan tarian Tradisional berupa tarian Iyo Iyo dan tari rangguk, Sekapur sirih, Sike Rebana, dan para anak Jantan menyuguhi tarian Pencak Silat bersenjatakan sebilah pedang satu lawan satu, dan ada yang bersenjata sebuah pisau, kesemuanya itu adalah simbol dari sebuah persahabatan dan kekeluargaan. 

Disini jelas sekali makna dan tujuan dari acara Kenduri SKO yang sangat melenggeda diwiayah Ranah Sakti Alam Kerinci memang ini semua adalah suatu bentuk pertemuan secara kekeluargaan yang besar besaran boleh kita katakan dengan pertemuan kekeluargaan secara masal memang ini semua betul betul menumbuhkan rasa sosial pada setiap pribadi indipidu sesrorang didalam berkecipung bermasyarakat ber-rang banyak. 

PEMUKUL GONG OLEH DEAPATI SINGA LAGA YANG MEMEGANG BAPANTANG BALARANG SEBAGAI TANDA AJUN ARAH KENDURI SKO DESA KOTO RENAH TELAH DIBERIKAN (PHOTO: ABDUL WAHAB) 

Lain lagi halnya para orang tua, mereka berkumpul sambil berdialog sesekali mereka kelihatan tertawa senang kelihatan sekali dimimik muka mereka yang cerah tanpa beban, mereka saling bercerita tentang pengalaman riwayat mereka masing masing, demikian pula para Tokoh Adat yang di pimpin oleh Bapak Nursi Husin Depati Niat selaku Ketua Lembaga Adat, beserta para anggotanya, mereka sibuk mengatur pesiapan untuk hari ha tepatnya hari puncak acara pada hari Minggu tanggal 23 Juni 2013.” Yang mana pada hari tersebut Bapak Wali Kota Prof Haji Asafri Jaya Bakri MA beserta Ibuk, yang didampingi oleh Bapak Wakil Wali Kota Ardinal Salim SE, juga beserta Ibuk yang Insya Allah akan hadir di puncak acara beserta rombongannya. 

Sementara di Kantor Sekretariat Kenduri SKO yang Ketua Umumnya Bapak Basrul Aminin SH yang Kantornya berdapingan dengan Kator Kepala Desa juga sangat sibuk, sungguh suatu kerja sama yang sangat baik, Mudah mudahan hal ni bakal tertanam di hati para pemuda maupun pemudi yang selalu menjaga kekompakan dan kerja sama yang lebih baik lagi, dengan terlaksananya Kenduri SKO ini, kata anak Jantan Toyak Hamdani dalam wawancara kami, marilah bersama sama kita menyelamati Kebudayaan kita, sebab inilah satu satunya bukti sejarah bahwasanya Koto Renah pada khususnya Ranah Sakti Alam Kerinci pada umumnya telah di kenal sejak ber abat abat lamanya.yang sekarang masih tersimpan dalam Tambo Adat Sakti Alam Kerinci atau tersimpan pada para ahli Adat. dan juga saya menghimbau kepada seluruh para Tokoh Adat agar dapat ikut serta dalam menyumbangkan pikiran dalam hal membangun dan memperkaya Kebudayaan Nasional Indonesia yang kita cintai. 

DATUK MALIK DUSUN EMPIH DENGAN DERAIAN AIR MATA MENGANGKAT KARANG MNTANG DEPATI DUA NENEK SETELAH JATUHNYA AJUN ARAH DALAM ACARA KENDURI SKO ANAK JANTAN ANAK BATINO DALAM DESA KOTO RENAH KEC. PESISIR BUKIT KOTA SUNGAI PENUH. (PHOTO:RB NURQISTO) 

Dalam ritual Kenduri SKO sangat banyak hikmah yang kita petik, diantaranya ialah dalam persaudaraan antar Suku atau Qalbu semakin erat, apa lagi tujuan dari pada kenduri SKO disamping mempererat hubungan silaturahim satu dengan yang lain antara suku atau qalbu, semua ini kita lakukan atas dorongan oleh rasa cinta yang amat sangat terhadap sejarah Kebudayaan Adat Sakti Alam Kerinci yang berlandaskan Panca Sila ke-Bhinneka Tunggal Eka dari Kebudayaan Nasional Indonesia. Daerah Adat wilayah tanah Sakti Alam Kerinci yang Adatnya adalah merupakan suatu pengetahuan yang mengandung arti yang sangat dalam dan bahkan pepatah dan petitihnya banyak mrngadung ajaran yang baik mencangkupi setiap aspek kehidupan didalam bermasyarakat, yang mana didalamnya banyak tersimpan dalam bentuk pepatah-petitih Adat Sakti Alam Kerinci yaitu, kata kata terang, kata kata kias, dan kata kata ijmak para Tokoh Adat. 

Memang pada saat ini banyak paham Pepatah dan Petitih Adat yang datang dari luar, mangkanya kita sulit menentukan yang mana keaslian yang sebenarnya, Sungguhpun demikian kita mengaharap sangat semoga ada para penulis atau penyusun catatan naskah naskah yang telah ada pada tiap tiap Negri atau Dusun yang tersebar disetiap pelosok Negri ini, semoga para penulis akan berusaha menyusun kembali Kata kata Pepatah dan Patitih Adat Sakti Alam Kerinci yang banyak 

PHOTO DOKUMENTASI KENDURI SUDAH TUAI DESA KOTO RENAH PADA TAHUN 1967 

tersimpan dalam bentuk kata kata mutiara yang tinggi nilai nilai pengajaran terhadap manusia baik dalam tingkah laku sehari hari maupun sopan santun dalam berbicara, 

Dan masih banyak lagi kaedah-kaedah yang yang lain yabg sangat tinggi nilainya untuk kepentingan hidup tutur bahasa sopan santun dalam bergaul didalam bermasyarakat. Dimana kalimat demi kalimat yang disusun, diucapkan dengan kata-kata kiasan, yang juga merupakan kesukaran untuk memahami arti kata demi kata dan tujuan yang sebenarnya, sebab setiap pepatah dan patitih Adat mempunya tujuh cabang penggalian. 

Sudah 62 tahum lamanya Koto Renah tidak melaksanakan Kenduri SKO, sudah saatnya Koto Renah bangkit, bak kato Adat kita mengatakan MEMBANGKIT BATANG YANG TERENDAM Di Wilayah Adat Koto Renah pada khususnya, pada wilayah Adat Sakti Alam Kerinci pada umumnya, adalah merupakan suatu sejarah, diantara lain sejarah Perundingan Kerapatan Tigo Alam di Bukit Setinjau laut dalam membentuk keamanan tiga wilayah baik mengenai keselamatan dan tapal batas Negeri dan keamanan Ekonomi dalam wilayah tiga negeri tersebut. 

Tanggo batu dan titian teras yang terdapat di Koto Renah adalah merupakan sejarah yang hampir tidak pernah diungkapkan, termasuk yang dikatakan Pematang gelanggang yang mana disana ada terdapat Batu Anak Jantan dan Batu Anak Batina, tempat berdedak bertampi lumut satu lawan satu yang mana dibawah jurang batu tersebut adalah merupakan sarang harimau kumbang pada dahulu kala, demikian pula dengan Koto Panco adalah tempat pertemuan Dua Nenek yang berpusat di Koto Renah, dan masih banyak rahasia yang belum terungkap disepanjang wilayah Adat Sakti Alam Kerinci kalau di kumpul mungkin selebar ujung kuku, Kalau di bentangkan memenuhi Jagat Alam Semesta bahkan salah satu Ahli Falsafah dari Negeri Belanda dan juga Ahli Falsafah dari Ingris datang untuk meneliti mengkaji atau mempelajari sejarah yang ada di wilayah Adat Sakti Alam Kerinci termasuk Pepatah dan Patitih Adat dan juga mempelajari Adat istiadat tentang kehidupan Masyarakat. 

PEMASANGAN KARANG MNTANG MANTI BEREMPAT KENDURI SKO PADA TGL 23 JUNI 2013 (PHOTO:RB NURQISTO) 

Pada tahun 1948 Belanda sengaja mengumpul seluruh Tambo setiap Desa (kurung kampong) daerah Sakti Alam Kerinci sejak dari Tamiai melentuk dile sampai Siulak melentuk mudik, seluruh pusaka peninggalan dari Ninek Moyang termasuk catatan Tambo dan Cilah Piagam yang mengakui bahwasanya dikampung tersebut ada Penguasa yang bernama Depati dan Ninek Mamak, Syah ditunjuk Undang dengan Teliti yang di akui oleh Raja Jambi dan Ranah Minang Kabau, Sampai ke Kerajaan Sriwija Palembang. 

Perkembangan arus modernisasi tidak luput melindas wilayah Daerah Sakti Alam Kerinci dari tanggapan masyarakat yang cukup positif terhadap hal hal yang menyangkut dari segi pembangunan dan Ilmu Pengetahuan apa lagi pada zaman yang semakin maju dalam bidang teknlogi yang serba canggih hal ini dikarenakan masyarakat Sakti Alam Kerinci yang sangat antusias terhadap kemajuan pembangunan disegala bidang, terlebih lagi dalam menyonsong era globalisasi, dengan tumbuh-nya semangat demi untuk maju inilah yang sangat kita tanamkan pada setiap indipidu dalam masyarakat. 

SETELAH JATUHNYA AJUN ARAH PADA KENDURI SKO DESA KOTO RENAH PARA ANAK JANTAN DENGAN PERASAAN YANG MELUAP LUAP MEREKA BERSILAT YANG DIPERHATIKAN OLEH TIMAH DAHARO PANJANG DARI RAWANG (PHOTO: ABDUL WAHAB) 

Ini semua adalah merupakan etos deri kebudayaan kita yaitu suatu kebudayaan yang sering kali memancarkan suatu watak atau tingkah laku (prilaku) yang khas yang tertentu yang tampak dari luar, Watak khas tersebut sering kali terlihat dari gaya tingkah laku penduduk itu sendiri, termasuk kegemaran, dan berbagai benda budaya atau hasil karya masyarakat tersebut, di Desa Koto Renah sendiri kebudayaanya hampir serupa dengan suku-suku lain yang tinggal diberbagai pelosok Ranah Sakti Alam Kerinci. 

 Home 

Caca juga artikel berikut ini

Politik

Debat Kedua Capres di Mata Netizen, Jokowi Disorot Salah Data, Prabowo Soal Unicorn Debat kedua Pilpres 2019. ©Liputan6.com/Faizal...