Senin, 31 Desember 2018

Tambo Alam Kerinci

KONTROVERSI TAMBO KERINCI
KONTROVERSI ANTARA
TAMBO ALAM KERINCI VERSI 1
Karangan: Iskandar Zakaria
DENGAN VERSI TAMBO INDRAPURA
Karangan: Emral Djamal Dt. Rajo Mudo

Dalam buku Tambo Alam Kerinci Versi 1 tersunting bahwa:
Tersebutlah seorang yang bernama Indarjati beristrikan Indi Jelatah melahirkan 2 orang anak, yaitu :
  1. Perpatih nan Sebatang Tinggal di Pariangan Padang Panjang. 
  2. Indarbayo ikut ke luhak Alam Kerinci.
Indarjati dan anaknya Indarbayo merantau ke Alam Kerinci sedangkan Perpatih nan Sebatang tidak ikut serta. Kemudian di persiapkan alat untuk berangkat, yaitu : payung nan sekaki, tombak nan sebuah, keris nan sebilah, dan kambing nan seekor.
Dalam perjalanan menuju Luhak Alam Kerinci, medan tempuh sangat sulit, setelah bermunajat kepada TUHAN, Allah menurunkan petunjuk dengan menerbangkan daun sintuh dengan berlabuh di Gunung Jelatang (Hiang Tinggi) sekarang.

Tahun berlalu musim berganti, Indarjati dan istrinya mendapatkan keturunan 3 orang lagi, yaitu :

  1. Indar Tunggal atau Indar Bersusu Tunggal, inilah yang biasa disebut “ Nenek Bersusu Tunggal " di Gunung Jelatang Pariangan Tinggi. 
  2. Indar nan Beterawang Lidah tinggal di Gunung Jelatang Pariangan Tinggi. 
  3. Indi Maryam merantau ke Negeri Sembilan Malaysia. 

Indar Bersusu Tunggal menikah dengan dengan Samiah. Dari pernikahan ini ia memperoleh anak:
  1. Puti Dayang Indah tinggal di gunung Jelatang Pariangan Tinggi, Koto Jelatang Hiang Tinggi, 
  2. Puti Dayang Ramayah tinggal di Kemantan, 
  3. Puti (putri) Dayang Rawani di Talang Jeddah Jambi.
Kemudian Puti Dayang Indah melahirkan 5 orang anak,yang sampai saat ini disebut dengan NENEK LIMO HIANG TINGGI-HIANG KARYA, yaitu :
  1. Dari Indah, 
  2. Dari Setu, 
  3. Indi Cincin, 
  4. Mipin, dan 
  5. Mas jamain
Puti Dayang Ramayah melahirkan anak satu orang , yaitu : Si Bungo Alam.
Puti dayang Rawani menikah dengan seorang laki-laki asal Jawa Mataram yaitu Diwan Abdul Rahman, melahirkan keturunan bertempat tinggal di jambi, yaitu :
  1.  Karban,
  2.  Kartan, dan 
  3. Kalipan
Lalu Puti dayang Rawani dan suaminya pergi ke Jawa Mataram dan melahirkan 3 orang anak yaitu :
  1. Nahkudo Belang, 
  2.  Nahkudo Kumbang, dan 
  3.  Gajah Mada
(Tertulis di aur Kuning berbahasa Jawa Kuno yang masih disimpan di rumah gedang nenek limo Hiang Tinggi- Hiang Karya)
Dari Indah melahirkan pula :
  1. Incik Permato Mendiami Koto Pandan Sungai Penuh, 
  2.  Intan Permato Mendiami Pulau Sangkar, 
  3. Lilo Permato Mendiami Muara Kerinci Sandaran Agung (Sanggaran Agung).
Dari Setu melahirkan keturunan tiga orang, Yaitu :
  1. Pajinak mendiami latih Koto Limau Sering, 
  2.  Ungguk Mendiami Koto Beringin Rawang, 
  3.  Mangku Agung Mendiami Tebat Tinggi/ Sungai Tutung.
Indi Cincin melahirkan keturunan :
  1. Si Jaburiyah (Ambai) dan 
  2. Si Jaburino (Betung Kuning)
Mipin melahirkan satu orang yaitu Siti Padan (Koto Baru Hiang)
Mas Jamain beruami dengan Sutan Maalim Hidayah asal Pagaruyung melahirkan keturunan :
  1. Serujan Angin (Temiai) dan, 
  2. Tiang Bungkuk (Hulubalang Temiai)
Kalau disusun dalam akan menjadi ringkas seperti dibawah ini:
Kalau kita perhatikan suntingan dari buku karanganEmral Djamal Dt. Rajo Mudo dalam bukunya: Menelusuri Jejak Sejarah Dan Salasilah Kerajaan Usali Kesultanan Indrapura Di Pesisir Selatan – Sumatera Barat”
Disebutkan bahwa:
Hiyang Indrajati adalah seorang penasehat ahli, yang memegang peranan penting, bahkan dapat diduga sebagai konseptor utama tatanan dan strategi pemerintahan Pagaruyung pada zamannya. Seorang ulama yang arief dan cendekiawan ulung dari Dinasti Makhudum Sumanik, karena kemelut dengan Cina Kuantung (Kuwanti) yang menguasai daerah Sungai Ngiang, Hulu Rawas terpaksa menghadapi perang.
Perang dengan Cina Kuantung terus berlanjut. Hiyang Indrajati terus mengatur pertahanan dan bertindak langsung sebagai Stabilisator daerah Kerinci, Jambi dan Hulu Rawas. Namun sebaliknya seorang pembelot yang bergabung dengan Cina Kuantung dengan menyandang gelar sebagai Rio Dipati, dalam Kaba Cindua Mato dikenal sebagai Tiang Bungkuk dan anaknya Imbang Jayo bergelar Rio Agung Muda, dengan marahnya lalu menyerang dengan membawa bintaro yang banyak ke Luak Nan Tigo gara-gara tidak jadi kawin dengan Putri Bungsu. Nama sebenarnya putri ini adalah Puti Reno Kemuning Mego yang telah bertunangan terlebih dahulu dengan Remendung Tuanku Urang Mudo, Dewang Pandan Salasiah Banang Raiwano yang disebut juga sebagaiDang Tuanku, Malin Daulat, Tuanku Berdarah Putih. Hiyang Indarajati dengan dibantu Sultan Maharaja Hakikat Dewang Pati Rajowano, membawa bintaro cukup banyak menghadapi Cina Kuwantung ini di Hulu Rawas, sampai ke Kerinci, kemudian terus ke Tamiai bersama bintaro dan hulubalangnya dan akhirnya menetap di sana. Sebaliknya Cina Kuantung menggoncangkan Pagaruyung, Sungai Tarab, Sumanik, Padang Ganting dan daerah sekitar Luak Nan tigo yang berpusat di Pariangan Padang Panjang. Dengan pertimbangan yang cukup matang, dari pada karam pulau Paco hancurnya Pagaruyung, Tampuk Pulau Paco, akhirnya Tuanku Dewang Pandan Salasieh Bonang Raiwano, bersama istrinya Puti Bungsu Reno Kemuning Mego anak kandungTuanku Rajo Mudo di Ranah Sikalawi terpaksa meninggalkan istana. .....

Dari kedua sumber keterangan diatas terdapat kontroversi yang perlu diluruskan:
  1.  Menurut uraian Emral Djamal Dt. Rajo Mudo menyebutkan bahwa Indrajati berangkat ke Kerinci adalah dalam rangka membantu pertahanan dan peperangan melawan Tiang Bungkuk.
  2. Di lihat dari Tambo Kerinci Versi 1 ternyata Tiang Bungkuk tidak berada se zaman dengan Indrajati. 
  3. Malah dari uraian tambo tersebut Tiang Bungkuk adalah cicit-cicit dari Indrajati. 
  4. Gajah Mada yang disebutkan di dalam Tambo Kerinci Versi 1 adalah cicit-cicit dari Indrajati, padahal menurut salah satu Tambo Minang Kabau dan Indrapura menyebutkan bahwa Gajah Mada se zaman dengan Adityawarman.
  5. Sedangkan Aditiyawarman dibujuk oleh Datuk Perpatih Nan Sabatang untuk menikah dengan adik kandungnya yang bernama Puti Jamilan (Puti Reno Mandi), yang merupakan salah seorang anak dari Indrajati dengan Puti Indo Jelito.
Dari keterangan di atas terlihat bahwa terdapat kontroversi waktu dan pelaku sejarah yang perlu diluruskan agar generasi berikutnya mendapatkan kejelasan silsilah dan perjalanan sejarah yang benar.

 Home 

Caca juga artikel berikut ini

Politik

Debat Kedua Capres di Mata Netizen, Jokowi Disorot Salah Data, Prabowo Soal Unicorn Debat kedua Pilpres 2019. ©Liputan6.com/Faizal...